Ketua Nelayan Bagan Tancap Apresiasi Wabub Progoki Kapal Langgar Zona Tangkap, Minta Pemkab Bangun Pos Pantau di Mursala
Tapteng, JNNews.my.id | Ketua nelayan tradisional bagan tancap Tapteng Alamsyah Simbolon Apresiasi Wakil Bupati kabupaten Tapanuli Tengah Mahmud Efendi Lubis dengan adanya informasi yang beredar di media sosial terkait KM Laut sugih VII yang beroperasi disekitar perairan Pulau Kalimantung saat di pergoki langsung oleh Wakil Bupati, diduga kuat langgar zona tangkap ikan.
Hal itu di sampaikan Alamsyah Simbolon saat bersama nelayan Bagan tancap di kelurahan muara Nibung 1 Agus 2025
Ini merupakan hal yang luar biasa dimana selama ini , prihal ilegal fhising merupakan keluhan Nelayan kecil di Tapanuli Tengah , khususnya zona tangkap.
Bukti nyata kehadiran pemerintah kabupaten Tapanuli Tengah dalam merespon keluhan masyarakatnya khusus nya para Nelayan tradisional.
Alamsyah Simbolon mengatakan pihaknya dari Nelayan tradisional Bagan tancap Tapteng berharap pemerintahan Masinton dan Mahmud tetap konsisten dalam upaya pemberantasan ilegal fhising Bom serta yang lain ke depannya.
Kita juga Meminta agar Pemkab benar benar carikan solusi yang tepat buat Nelayan kita di kabupaten Tapanuli Tengah baik Nelayan tradisional dan modern, serta berharap Pemerintah kabupaten Tapanuli sesegera mungkin merealisasikan pembangun pos pantau di pulau mursala agar pengawasan terhadap pelanggaran di sekitar perairan pulau -pulau kita di Tapteng dapat di awasi oleh APH dan Nelayan serta masyarakat secara bersama.
Kami yakin ini bisa terwujud apalagi jika seluruh stakeholder bisa duduk bersama demi cari Win -win solution untuk permasalah yang di hadapi Nelayan kita, ujarnya.
Kepada dinas kelautan provinsi Sumatera Utara juga harus serius dalam hal pengawasan pulau terluar dan perairan sekitar pulau tersebut karna perairan laut dan pulau tersebut termasuk kepada pengawasan mereka.
Tambah Simbolon menurut hemat kami ini harus ada kerjasama antara pemerintah provinsi dan kabupaten Tapanuli Tengah serta APH dalam hal pengawasan ini,demi kelangsungan hidup para Nelayan agar laut tidak rusak. (Cipta)





